Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan salah satumetode pemisahan yang pemisahan yang sering digunakan. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugs pengganggu dalam analisis secara keseluruhan.
Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokan beberapa kali.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
- Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.
- Kelarutan pelarut organik rendah dalam air
- Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air
- Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
- Mudah melepas kembali gugus yang terlarut didalamnya untk keperluan analisa lebih lanjut
Gb.Ekstraksi menggunakan corong pisah |
Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap,
ekstraksi bertahap cukup dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua
pelarut dimasukkan dengan corong pemisah, lapisan dengan berat jenis yang lebih
ringan berada pada lapisan atas.
Dengan jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa
proses ekstraksi merupakan proses kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua
jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan
dari corong dengan jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai
lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya
ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
- Tipe persiapan sampel
- Waktu ekstraksi
- Kuantitas pelarut
- Suhu pelarut
- Tipe pelarut
Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu zat terlarut
terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu
temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding
distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi
ini tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga
angka banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan
temperatur
Untuk utjuan praktis sebagai ganti harga KD atau D , lebih
sering digunakan istilah persen eksrtaksi (E) . Ini berhubungan dengan
perbandingan distribusi dalam persamaan sebagai berikut.
Kd
Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang
dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan
berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat
- Kekuatan basa dari gugus
fungsi
- Elektronegativitas dari atom
berkaitan
- Ukuran dan jumlah dari cicin
khelat yang terbentuk
Ada beberapa elektrolit yang mempunyai kemampuan mempertinggi ekstraksi
dari kompleks. Peran utama dari elektrolit ini adalah :
· Mempertinggi
kosentrasi kompleks anion melalui mekanisme aksi massa sehingga akan
menambahkan kosentrasi kompleks dan mempertinggi ekstraksi
· Akibat ikatan
molekul air dengan ion elektrolit menjadikan pelarut tidak bebas lagi.
· Konstanta
dielektrik dari fase akua berkurang dengan bertambahnya kosentrasi garam,
selanjutnya akan mempertinggi pembentukan asosiasi ion.
Terakhir dalam pembahasan mekanisme ekstraksi adalah interahsi pada fase
organik. Interaksi ini mempengaruhi kosentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi
yang dihasilkan. Pada ekstraksi dengan mekanisme solvasi , polimerisasi dapat
terjadi. Pada kosentrasi yang besar , polimerisasi dapat terjadi . Pada
kosentrasi besar , polimerisasi berlangsung cepat. Polimerisasi ini mengurangi
aktivitas zat asosiasi ion dapat terjadi pada larutan polar yang encer sehingga
menghasilkan pertambahan ekstraksi .
Categories:
0 komentar:
Posting Komentar